A. Pengertian Syirik
Syirik dari segi bahasa artinya
mempersekutukan, secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan Allah
dengan sesuatu yang lain.[1] Orang yang melakukan syirik
disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk
(manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada
Allah seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta
pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang tidak
boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.
Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah
mengampuni semua dosa yang dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti
syirik. Firman Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari
(syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS.
An-Nisaa’: 48)
B. Macam-
macam syirik
Syirik akbar ialah dosa besar yang tidak akan
mendapatkan ampunan Allah. Pelakunya tidak akan masuk surga untuk selamanya.
Syirik asgar ialah termasuk dosa besar yang
dikhawatirkan pelakunya akan meninggal dalam keadaan kufur, jika Allah tidak
mengampuninya dan selama dia tidak bertaubat kepadaNya sebelum meninggal.
1. Syirik Akbar
(Besar)
Syirik akbar
ada dua macam, yaitu Dzahirun Jali (tampak nyata) dan Batinun Khafi
(tersembunyi).
a.
Menyembah kepada selain Allah
Di antara syirik akbar yang jali ialah
beribadah kepada sesembahan lain di samping menyembah Allah.
b. Meminta
Pertolongan Kepada Orang Mati
Di
antara syirik Akbar khafi ialah bedoa kepada orang mati dan kuburan
orang-orang besar. Sebab yang mengakibatkan tersembunyinya syirik tersebut :
·
Karena mereka
tidak mengindetikkan doa mohon lindungan kepada kuburan tersebut sebagai
ibadah. Padahal doa itulah adalah ruh ibadah
·
Mereka
berkeyakinan bahwa orang mati yang ditempati untuk berdoa itu bukanlah tuhan,
karena mayit itu sama dengan mereka. Tetapi orang mati itu hanya sebagai
perantara yang menghubungkan mereka dengan Allah. Keyakinan seperti itu timbul
akibat kurangnya pemahaman tentang Allah. Keyakinan seperti itulah yang
menjerumuskan kaum musyrikin pada masa lalu, ketika mereka melukiskan tentang
tuhan-tuhan dan berhala-berhala mereka
“Kami tidak
menyembah mereka, melainkan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah
sedekat-dekatnya.” (QS. Az-Zumar39:3)
“Mereka menyembah
selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan bencana kepada mereka dan juga
tidak memberikan manfaat dan mereka berkata : Mereka itu adalah pemberi syafaat
kepada kami di sisi Allah.” (QS. Yunus 10:18)
Allah
SWT tidak membutuhkan perantara karena Dia dekat dengan manusia.
“Dan apabila
hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah(, bahwa Aku dekat
(dengan mereka).” (QS. Al-Baqarah 2:186)
c.
Mengangkat Pembuat Undang-undang Selain Allah
Di antara perbuatan syirik besar yang tampak
dan tidak tampak pada kebanyakan manusia ialah menjadikan selain Allah sebagai
pembuat Undang-undang atau mencari hukum selain hukum Allah. Mereka memberi
wewenang kepada beberapa orang guna membuat undang-undang yang absolut bagi
mereka atau bagi orang lain. Dengan wewenang itu mereka membuat hukum halal dan
haram sesuai dengan kemauan sendiri. Membuat sistem, aturan, metode kehidupan
dan idealisme yang berlawanan dengan syari’at Allah. Kemudian orang lain
mengikutinya seolah-olah hukum itu berasal dari langit yang harus dipatuhi dan
tidak boleh dilanggar sedikit pun. Padahal yang berhak membuat undang-undang
bagi ciptaanNya hanyalah Allah sendiri.
Alam adalah kerajaan Allah. Jika ada di antara
hamba menganggap ada seseorang yang mempunyai hak memerintah dan melarang serta
membuat undang-undang tanpa seizing pemilik dan penguasa kerajaan, berarti dia
telah menjadikan sekutu bagiNya.
Sebab
itu Al-Qur’an memvonis Ahli Kitab sebagai musyrik [Mereka (pastur dan pendeta)
itu telah mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram,
kemudian mereka mengikutinya. Yang demikian itulah bentuk penyembahan kepada
mereka]
“Mereka
menjadikan orang-orang alim dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah,
dan (mereka juga) mempertuhankan al-Masih putra Maryam, padahal mereka disuruh
menyembah Tuhan yang Maha Esa. Tidak ada tuhan
selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.” (QS. At-Taubah
9:31)
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain
Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” (QS. As-Syura 42:21)
2. Syirik Asgar
(Kecil)
a.
Bersumpah Dengan Selain Allah
Seperti bersumpah dengan nama nabi,
dengan seorang wali, dengan seorang pembesar, dengan tanah air, dengan
nenek moyang, atau dengan makhluk Allah lainnya. Bersumpah adalah pengangungan
sesuatu yang digunakan untuk bersumpah. Padahal yang harus diagungkan dan
disucikan itu hanya Allah.
“Siapa yang
bersumpah, hendaklah bersumpah dengan nama Allah atau diam.” (HR. Muslim)
“Dan siapa yang
bersumpah dengan selain nama Allah, maka dia telah kufur atau syirik.” (HR.
Tirmidzi dan dihasankannya)
b. Meyakini suatu benda memiliki
kekuatan gaib
Tauhid tidak
bertentangan dengan sebab ciptaan Allah dalam alam ini. Seperti obat untuk
penyembuhan, senjata untuk menjaga diri, dll. Tetapi bila menempuh cara lain
yang dapat mengakibatkan pengaruh tersembunyi yang tidak disyari’atkan oleh
Allah untuk menghilangkan penderitaan atau menjaga diri dari bahaya, maka
perbuatan tersebut sudah bertentangan dengan tauhid.
“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada
Allah, kecuali dalam keadaan menyekutukan Allah.”(QS. Yunus 10:106)
c.
Menggantung Azimat
Azimat
yaitu benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan atau
menghindarkan pemakainya dari bahaya. Perbuatan
seperti ini termasuk syirik karena mengandung unsure meminta terhindar dari
bahaya kepada selain Allah.
“Jika Allah menimpakan suatu bahaya kepadamu, maka
tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Jika Dia mendatangkan
kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-An’am
6:17)
Ada pula azimat
seperti tulisan atau gambar. Menghilangkan perbuatan ini merupakan kewajiban
bagi setiap orang yang mampu.
Bila azimat itu
ditulis dari ayat-ayat Al-Qur’an atau mengandung Asmaul Husna, apakah termasuk
dilarang? Para ulama salaf berbeda pendapat. Tetapi pendapat yang kita terima
ialah melarang pemakaian seluruh bentuk azimat, meskipun dibuat dari ayat-ayat
Al-Qur’an. Dalilnya sbb :
1.
Karena keumuman lafaz hadis yang melarang penggunaan azimat, dan tidak
disebutkan pengecualiannya
2.
Sebagai saddud zariah (tindakan prefentif). Karena memberi keringanan
bagi penggunaan azimat yang dibuat dari ayat-ayat Al-Qur’an itu, berarti
membuka pintu penggunaan azimat lain. Bila pintu kejahatan telah terbuka, maka
sulit bagi kita untuk menutupnya
3. Karena bisa menjurus kepada
penghinaan Al-Qur’an. Sebab kadangkala pemakainya memasuki tempat-tempat
bernajis seperti ketika membuang hajat.
4. Menganggap rendah ayat-ayat Al-Qur’an dan bertentangan dengan apa yang
termuat didalamnya. Sebab, Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi petunjuk
bagi manusia, serta menyelamatkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Bukan untuk dijadikan azimat
d. Mantera
Mantera ialah
mengucakan kata-kata tertentu agar dapat menolak kejahatan dan mendapatkan
kekuatan gaib dengan bantuan jin. Mantera yang diharamkan ialah lafaz yang
mengandung ucapan meminta pertolongan selain kepada Allah, atau ucapan yang
kadangkala mengandung makna kekufuran dan kemusyrikan. Adapun selain itu, tidak
ada halangan membaca mantera.
Ulama telah membolehkan bermantera bila terdapat tiga persyaratan
sebagai berikut : dengan kalamullah (ayat-ayat Al-Qur’an) atau dengan nama-nama
Allah atau sifat-sifatNya, dengan bahasa Arab atau lainnya yang dapat dipahami
maksudnya, berkeyakinan bahwa mantera itu sendiri tidak berpengaruh, tetapi
semuanya itu ditentukan oleh Allah SWT.
e.
Sihir
Sihir ialah
semacam cara penipuan dan pengelabuan yang dilakukan dengan cara memantera,
menjampi dll. Perbuatan ini termasuk syirik karena ia mengandung makna meminta
tolong kepada selain Allah, yakni meminta bantuan jin. Al-Qur’an mengajari kita
untuk berlindung diri kepada Allah dari bahaya sihir dan tukang sihir
“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang
menghembus pada buhul-buhul.” (QS. Al Falaq 113:4)
Perbuatan
sihir adalah haram. Orang yang mempercayai sihir dan datang ke tukang sihir
untuk melakukan penyihiran adalah orang-orang yang ikut berdosa bersama tukang
sihirnya.
f.
Ramalan
Salah satu bentuk sihir adalah
ramalan. Yaitu anggapan mengetahui dan melihat rahasia-rahasia masa depan
berupa kejadian umum atau khusus atau pun nasib seseorang, melalui perbintangan
dsb.
“Siapa yang mempelajari salah satu cabang dari
perbintangan, maka dia telah mempelajari sihir.” (HR. Abu Daud dengan sanad sahih)
g. Guna-guna
“Sesungguhnya mantera, azimat dan guna-guna itu
adalah perbuatan syirik.” (HR.
Ibnu Hibban)
h. Dukun
dan Tenung
Dukun ialah orang yang menganggap
dirinya dapat memberitahukan tentang hal-hal gaib pada masa datang, atau apa
yang tersirat dalam naluri manusia. Tukang tenung ialah nama lain dari peramal
dan dukun. Semua yang gaib itu hanyalah Allah yang mengetahuinya.
“Katakanlah:
Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara gaib
kecuali Allah.” (QS. An Naml 27:65)
“(Dia adalah
Tuhan) yang mengetahui yang gaib maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang
pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya.” (QS. Al-Jin
72:26-27)
“Katakanlah: Aku
tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak
kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang
gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan
ditimpa kemudharatan. Aku hanyalah pemberi peringatan dan pembawa berita
gembira bagi orang-orang beriman.” (QS. Al A’raf 7:188)
Bangsa jin tempat mereka meminta
bantuan dengan perbuatan sihir dan tenung itu tidak mempunyai kemampuan untuk
mengetahui yang gaib.
“Maka ketika ia
tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib,
tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan” (QS. Saba’
34:!4)
i.
Bernazar (berjanji) Kepada Selain Allah
Nazar adalah
ibadah dan taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah, dan beribadah itu
hanya kepada Allah.
“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang
kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Tidak ada seorang penolong pun bagi
orang-orang yang berbuat zalim.” (QS. Al-Baqarah 2:270)
Ada orang yang jika sakit atau
kehilangan sesuatu bernazar kepada kuburan orang-orang alim. Hal ini adalah
haram, karena :
1. Nazar
tersebut ditujukan kepada makhluk. Bernazar untuk makhluk hukumnya haram.
Sebab nazar adalah ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada makhluk
2.
Tempat menyampaikan nazarnya adalah mayat yang tidak memiliki kemampuan apa
pun.
3. Dia
menganggap bahwa orang mati itu dapat memberi keputusan terhadap suatu
persoalan di samping Allah. Sedangkan yang mempercayainya berarti berbuat
kekufuran.
Demikian
pula perbuatan yang dilakukan oleh sebagian orang yang membawa uang, lilin dan
munyak atau barang-barang lain untuk dijadikan sesajian di tempat para wali
adalah juga termasuk perbuatan yang diharamkan.
j.
Sembelihan Selain untuk Allah
Telah
menjadi kebiadaan orang-orang musyrikin melakukan penyembelihan qurban sebagai
sarana pendekatan diri kepada tuhan-tuhan dan berhala-berhala mereka. Semua ini
diharamkan.
“Ali ra. berkata:
“Rasulullah saw. bersabda kepadaku dengan empat kalimat: Allah melaknat orang yang
menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang
tuanya, Allah melaknat orang yang melindungi penjahat dan Allah melaknat orang
yang merubah batas-batas tanah miliknya.” (HR. Muslim)
Untuk memelihara tauhid dan menjauhkan
perbuatan syirik, Islam melarang menyembelih korban kepada Allah di
tempat-tempat pelaksanaan sembelihan kepada selain Allah.
k. Tathayyur
(Berperasaan sial)
Ialah
berfirasat buruk, berperasaan sial yang menimbulkan rasa pesimis karena
pengaruh berbagai suara tertentu yang didengar atau suatu kejadian yang dilihat
atau pun lainnya.
Hal
ini termasuk syirik karena dia tidak sepenuhnya bertawakkal kepada Allah, serta
menjadikan firasat buruk (perasaan sial) itu lebih berpengaruh daripada
tawakkalnya kepada Allah SWT.
“Siapa yang
membatalkan hajatnya karena tathayyur, maka sungguh dia telah berbuat syirik. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah: Apakah kaffarah (tebusan
denda) dari perbuatan tersebut? Dijawab oleh beliau: “Agar engkau mengucapkan:
“Ya Allah tidak ada sesuatu kebaikan kecuali kebaikanMu dan tidak ada tathayyur
(perasaan sial) kecuali tathayyur yang datang dariMu, dan tidak ada Tuhan
melainkan Engkau.” (HR.
Imam Ahmad)
C. Hal- hal
yang dapat menuju kemusyrikan
Islam telah menentukan
berbagai cara penyelamatan agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan syirik. Lubang-lubang yang dapat menghembuskan
angin kemusrikan antara lain :
a.
Berlebihan Dalam Mengagungkan Nabi
Nabi Muhammad saw melarang umat Islam
berlebihan mengagungkan dan memuji-munji dirinya. Bila Rasulullah saw melihat /
mendengar sesuatu yang dapat menjurus kepada sikap yang melebih-lebihkan
pribadinya, maka beliau mencegah melakukannya. Kemudian beliau mengajarkan yang
benar.
“Janganlah engkau
menyanjung-nyanjung aku sebagaimana umat Nashara menyanjung Isa bin Maryam.
Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah hamba Allah dan
rasulNya.” (Muttafaq alaih)
b. Berlebihan
Menyanjung Orang Shaleh
Umat Kristen berlebihan dalam
mengagungkan Isa Almasih. Mereka juga berlebihan dalam mengagungkan pendera dan
rahib, sehingga menjadikan mereka sebagai tuhan-tuhan disamping Allah.
c.
Memuja Kuburan
Islam
melarang beberapa perbuatan yang dapat mengarah kepada pemujaan kuburan :
menjadikan kuburan sebagai masjid, shalat menghadap kuburan, menyalakan lampu
dan lilin di atas kuburan, membangun dan mengapur kuburan, menulis di atas
kuburan, meninggikan kuburan, upacara dan peringatan di Kuburan
“Ketahuilah
orang-orang sebelum kamu telah menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai
tempat ibadah. Ingat, kamu jangan menjadikan kuburan itu sebagai tempat ibadah,
karena sesungguhnya aku melarang kalian melakukan hal yang seperti itu.” (HR.
Muslim)
“Janganlah engkau
duduk di atas kuburan dan janganlah engkau shalat menghadap kuburan.” (HR.
Muslim)
“Jabir berkata:
Rasulullah saw. melarang mengapur kuburan, duduk di atasnya dan membangun
bangunan di atasnya.” (HR. Muslim)
“Nabi saw.
mengutus (Ali) dan memerintahkannya agar tidak membiarkan kuburan meninggi,
kecuali dari tanah kuburan itu sendiri.” (HR. Muslim)
d. Meminta Berkah Kepada Pepohonan
dan Bebatuan
Berhala-berhala
besar bangsa Arab pada mulanya berbentuk patung besar seperti Lata atau
pohon seperti Uzza atau batu seperti Manat.
e.
Ucapan yang Dapat Menimbulkan Kemusyrikan
Sebagai
contoh :
·
Orang berkata: “Apa yang dikehendaki Allah dan dikehendaki si A”
·
Kalimat yang berbunyi: “Kalau bukan karena Allah dan si A, atau aku bergantung
kepada Allah dan kepadamu, atau pun ungkapan yang serupa dengan kalimat di
atas.
·
Memberi nama dengan nama-nama Allah atau nama yang seharusnya hanya
untuk Allah
·
Pemberian nama
manusia dengan Abdun (hamba) selain Allah
·
Mencaci waktu
(zaman) ketika seseorang mendapat kesulitan atau musibah. Menghina waktu (masa)
adalah termasuk suatu keluhan terhadap Allah SWT.
D. Dampak syirik
a.
Penghinaan Manusia
Syirik merupakan penghinaan terhadap kemuliaan
manusia dan penurunan martabat serta kedudukannya. Allah
memuliakan manusia dan mengajarkannya semua nama dan sebagian ilmu. Dia
menciptakan bagi manusia segala yang ada di langit dan di bumi dan
menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi ini. Tetapi manusia tidak dapat
menghayati martabatnya, sehingga menjadikan sebagian dari alam ini sebagai
tuhannya. Dia tunduk merendahkan dirinya, padahal sebenarnya dia adalah tuan
dari seluruh makhluk.
b.
Sarang Tahayyul
Orang yang berkeyakinan terhadap adanya pengaruh
lain di alam ini selain Allah – baik berupa binatang, jin dan lain sebagainya –
akal pikirannya telah siap menerima setiap yang berbau tahayul.
c.
Kezaliman Yang Besar
Zalim terhadap kebenaran, karena kebenaran
yang paling agung adalah kalimat la ilaha illallah. Zalim terhadap diri
sendiri, karena orang musyrik menjadikan dirinya sebagai budak dan hamba bagi
makhluk lain, padahal ia dicipta oleh Allah sebagai makhluk yang merdeka.
Dan (ingatlah
ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya,
“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS. Luqman 31:13)
d.
Sumber Ketakutan
Orang yang mempercayai khurafat, tahayul serta
kebatilan akan menjadi seorang penakut. Semuanya menimbulkan rasa pesimis,
kebosanan, keguncangan jiwa, serta ketakutan yang tidak dimengerti asal usul
dan sebabnya.
“Akan Kami
masukkan ke dalam hati orang-orang kafir perasaan takut, disebabkan mereka
menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan
keterangan tentang itu.” (QS. Ali Imran 3:151)
e.
Penghambat Jiwa Optimis
Syirik mengajari penganutnya untuk berserah
diri dan bertawakkal kepada perantara dan pemberi syafaat mereka, sehingga
terjerumus ke dalam berbagai dosa besar dan menggantungkan diri kepada
tuhan-tuhan batil dan palsu untuk mendapatkan pengampunan dosa di sisi Allah.
E. Dampak Syirik di
Akhirat
1. Adamul gufran (tidak mendapat
ampunan)
“Sesungguhnya Allah tidak akan Mengampuni dosa
syirik,dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa
yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa memperseku-tukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’ 4:48)
“Sesungguhnya Allah tidak Mengampuni dosa
memperseku-tukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia Mengampuni dosa yang selain dari
syirik itu bagi siapa yang Dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisa’ 4:116)
2. Itsmun
‘azhim (dosa besar) (4:48)
3. irmanul
Jannah (larangan masuk syurga)
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah al-Masih
putra Maryam”, padahal al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah
Allah Tuhan-ku dan Tuhan-mu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu
dengan) Allah, maka pasti Allah Mengharamkan kepadanya Surga, dan tempatnya
ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS.
Al-Ma-idah 5:72).
4. Dukhulunnar (masuk ke dalam neraka)
(5:72)
5.
Ihbathul ‘amal (penghapusan ‘amal/pahala)
“Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu,
“Jika kamu memperse-kutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah
kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar 39:65)
‘… Seandainya
mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am 6:88)
F. Cara
menghindari perbuatan syirik
Ada beberapa cara
agar kita bisa terhindar dari kesyirikan, di antaranya adalah:
1. Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih kita hanya untuk mencari ridha Allah ta'ala semata.
Allah ta’ala berfirman:
1. Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih kita hanya untuk mencari ridha Allah ta'ala semata.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
“Mereka tidaklah
diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan meninggalkan kesyirikan (hanif).” [QS Al Bayyinah: 5]
Di dalam hadits Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah .bersabda:
Di dalam hadits Umar ibnul Khaththab radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah .bersabda:
إنما الأعمال بالنية وإنما لامرئ ما نوى
“Sesungguhnya
amalan itu tergantung niat dan setiap orang mendapatkan (ganjaran) sesuai
dengan apa yang dia niatkan.” [HR Al Bukhari (6689) dan Muslim (1907)]
2. Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Rasulullah .bersabda:
2. Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Rasulullah .bersabda:
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang
Allah menghendaki padanya kebaikan maka Allah akan memahamkannya di dalam
perkara agama.”[HR
Al Bukhari (71) dan Muslim (1037)]
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa kunci untuk mendapatkan kebaikan agama adalah dengan mempelajari ilmu agama, dan kebaikan yang paling pokok adalah tauhid.
3. Mempelajari lawan dari tauhid itu, yaitu syirik, baik itu definisinya, jenis-jenisnya, dan contoh-contohnya. Karena untuk memmahami sesuatu itu terkadang kita juga harus mengenal lawannya. Lawan dari tauhid adalah syirik dan lawan dari sunnah adalah bid'ah.
Seorang sahabat Rasulullah .yang bernama Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu berkata:
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa kunci untuk mendapatkan kebaikan agama adalah dengan mempelajari ilmu agama, dan kebaikan yang paling pokok adalah tauhid.
3. Mempelajari lawan dari tauhid itu, yaitu syirik, baik itu definisinya, jenis-jenisnya, dan contoh-contohnya. Karena untuk memmahami sesuatu itu terkadang kita juga harus mengenal lawannya. Lawan dari tauhid adalah syirik dan lawan dari sunnah adalah bid'ah.
Seorang sahabat Rasulullah .yang bernama Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu berkata:
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ، وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي
“Dahulu
orang-orang bertanya kepada Rasulullah tentang perkara kebaikan,
sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang perkara kejelekan karena takut
akan menimpaku.” [HR
Al Bukhari (3606) dan Muslim (1847)]
Seorang penyair berkata:
Seorang penyair berkata:
عرفت الشر لا للشر لكن لتوقيه ... ومن لا يعرف الشر من الناس يقع فيه
“Aku mempelajari
kejelekan bukanlah untuk melakukan kejelekan itu, akan tetapi untuk
menghindarinya. Barangsiapa yang tidak mempelajari kejelekan (yang dilakukan)
manusia, maka dia akan terjatuh ke dalamnya.”
4. Memperbanyak doa kepada Allah agar diberikan keistiqomahan (keteguhan) di atas tauhid dan sunnah dan agar dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik yang kita ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadari ataupun tidak.
Salah satu doa yang disebutkan oleh Allah ta’ala di dalam Al Qur`an adalah:
4. Memperbanyak doa kepada Allah agar diberikan keistiqomahan (keteguhan) di atas tauhid dan sunnah dan agar dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik yang kita ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadari ataupun tidak.
Salah satu doa yang disebutkan oleh Allah ta’ala di dalam Al Qur`an adalah:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“(Mereka
berdoa): “Wahai Rabb kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada
kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada
kami rahmat dari sisi Engkau. Sesungguhnya Engkau-lah Al Wahhab (Maha
Pemberi).” [QS Alu Imran: 8]
5. Bergaul dengan orang-orang yang lurus dan teguh agamanya (ahlussunnah) dan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh dengan perbuatan mereka tersebut.
Hal inilah yang dicontohkan oleh para nabi dan rasul, di antaranya adalah Nabiyullah Ibrahim sebagaimana yang diceritakan oleh Allah di dalam Al Quran:
5. Bergaul dengan orang-orang yang lurus dan teguh agamanya (ahlussunnah) dan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh dengan perbuatan mereka tersebut.
Hal inilah yang dicontohkan oleh para nabi dan rasul, di antaranya adalah Nabiyullah Ibrahim sebagaimana yang diceritakan oleh Allah di dalam Al Quran:
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan
orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kalian dari daripada apa yang
kalian sembah selain Allah. Kami mengingkari (perbuatan) kalian dan telah nyata
antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai
kalian beriman hanya kepada Allah saja.” [QS Al Mumtahanah: 4]
Demikianlah beberapa cara yang bisa ditempuh untuk menghindari kesyirikan. Sebagai tambahan, cara-cara di atas juga bisa diterapkan untuk menghindari perkara-perkara bid’ah.
Demikianlah beberapa cara yang bisa ditempuh untuk menghindari kesyirikan. Sebagai tambahan, cara-cara di atas juga bisa diterapkan untuk menghindari perkara-perkara bid’ah.
G. Hikmah
Menghindari Perbuatan Syirik
Seseorang yang dapat membebaskan dirinya dari
perbuatan syirik memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia secara nyata, antara
lain:
1.
Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.
2.
Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
3.
Membuat manusia menjadi suci dan benar
4.
Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan
khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya iman.
5.
Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.
6.
Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini ada dua hal yang
membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati, dan pemikiran yang
menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang dapat mencabut nyawanya.
7.
Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki,
dan iri hati.
8.
Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah.
Mlife Casino Review & Rating - Dr.MD
BalasHapusRead the official Mlife Casino review and 경상남도 출장샵 get 경기도 출장샵 your free Welcome 남원 출장마사지 Bonus: $500 Bonus for new players, $600 Welcome Bonus for new players Rating: 3.9 · 강릉 출장마사지 Review by 이천 출장안마 Dr.MD